SRATEGI.ID – Pertunjukan silat, lenong dan palang pintu hingga kini masih menjadi primadona di kalangan masyarakat, baik di acara HUT Jakarta maupun di acara pesta pernikahan dan acara sunatan.
Dalam permainan silat atraksi golok, lawakan khas di lenong dan aksi berbalas pantun di palang pintu seolah menjadi hiburan yang tak pernah bosan untuk ditonton oleh masyarakat yang membuat penonton terhibur.
Baca Juga: PHR Lebih Baik Fokus Peningkatan Produksi dan Segera Bereskan Limbah B3 TTM Blok Rokan
Di Jalan H Mandor Salim, tepatnya di RT 05/02, Srengseng, Kembangan Jakarta Barat, kesenian asli Kota Jakarta ini terus dilestarikan salah satu sanggar seni bernama Sanggar Betawi Nagasari yang secara turun-temurun hingga saat ini.
Pimpinan Sanggar Betawi Nagasari, Arkani mengatakan, sanggar yang berdiri sejak 1935 pertama kali dipimpin Kong Haji Sinan (Bengket) dan Kong Ali Usid.
pemilik sanggar Bang Arkani (facebook@kue Betawi pok Yati)
Baca Juga: 4 Gejala Radang Sendi Lutut Yang Harus Diwaspadai
Kemudian pada 1965, sanggar tersebut dilanjutkan Kong Member lalu diwariskan kepada ayahnya, Dja’ani pada 1971 hingga ke pamannya, Sarma Asmarani pada 1988.
“Tahun 1995, tepatnya tanggal 23 November saya sendiri yang memimpin. Saya generasi ke lima. Jadi ini warisan turun menurun,” kata Arkani saat ditemui di Sanggar Betawi Nagasari.
Baca Juga: Hoegeng, ‘The Singing General’ yang Layak Menjadi Pahlawan Nasional